NU Dipecah, Giliran Muhammadiyah ?

09.34 Add Comment
30/4, Berita tentang barisan muda NU yang kerap sekali menyerang Kyai sepuh NU, bahkan di beberapa daerah menolak kedatangan Kyai NU yang tidak sejalan dengan pemikiran kaum muda telah berseliweran di jagat media kira-kira sejak tahun lalu. Ini menunjukkan adanya kesenjangan yang sangat tajam di dalam pola berfikir mereka.
NU Dipecah, Giliran Muhammadiyah ?

Di satu sisi kita bisa dengan mudah membaca bahwa antara mereka memiliki perbedaan pandangan di dalam menyikapi hubungan antara umat Islam yang satu dengan yang lain yang berbeda pendapat. Namun di sisi lain juga sangat kentara adanya virus perpecahan yang dihembuskan dari pihak luar hingga ujungnya yang muda tidak lagi menghormati yang tua kecuali yang sejalan saja dengan pemikiran mereka. Perpecahan ini, tentu saja ada pihak-pihak yang bisa mengambil keuntungan, terutama di luar Islam atau kalangan sekuler yang tidak lagi peduli dengan kemajuan Islam, walaupun agama mereka juga Islam.

Budaya NU yang selalu timpuh sujud terhadap ngendikane Kyai seperti luntur sedikit demi sedikit. Jika hanya Kyai yang sefaham saja yang dihormati ini menunjukkan adanya sifat keminter dari barisan muda. Walaupun tidak semua generasi muda NU demikian, namun yang terbaca dominan di media demikian.

Berbeda dengan Muhammadiyah yang terlalu rapat dindingnya untuk di gempor, hembusan perpecahan-perpecahan berkali-kali menghantang tembok elit yang membentang dari pucuk pimpinan hingga akar rumput. Hingga informasi pecahnya NU di media sedang panas tahun kemarin, Muhammadiyah masih solid, seperti sangat sulit di runtuhkan. Ini tidak mengherankan masyarakat karena Muhammadiyah sudah terkenal dengan kedisiplinan dalam pergerakan sehingga barisan mereka selalu rapat.

Namun, rupanya musuh tidak diam begitu saja. Orang bilang maling lebih pinter dari Polisi, mungkin inilah prinsip yang selalu mereka pegang. Dengan berbagai cara, entah trik apa yang mereka terapkan sehingga sejak Muktamar Pemuda Muhammadiyah di UMY beberapa waktu lalu seperti muncul isu-isu perpecahan di kalangan muda Muhammadiyah. Meski ini hanya terlihat di media saja, yang memang sengaja digoreng oleh beberapa kalangan, namun tentu saja ini selalu menyisakan buntut opini di level bawah. Opini perpecahan.

Hingga beberapa hari lalu tiba-tiba kita mendengar adanya serangan perlahan dari beberapa kalangan muda Muhammadiyah terhadap petinggi dan sesepuh Muhammadiyah. Budaya yang secara resmi tidak pernah terjadi di lingkungan Muhammadiyah. Kejadian ini seperti petir yang menyambar "kepercayaan diri" Muhammadiyah yang selalu "dianggap" solid di dalam menghadapi berbagai fenomena kebangsaan dan keumatan. Opinipun bermunculan di masyarakat bahkan ada yang menyalahkan proses pemilihan Ketua PP Pemuda Muhammadiyah - lah awal munculnya "ketidak enakan" tersebut. Namanya juga opini, terhembus tanpa harus membayar dan setelah menjadi wacana publik akan sulit diredam, bahkan sejak itu setiap keputusan petinggi Muhammadiyah yang tidak sejalan tidak jarang ditanggapi dengan "penyerangan praktis" minim silaturrahmi oleh kalang muda Muhammadiyah.

Munculnya beberapa pemuda Muhammadiyah yang "menyerang" Amin Rais tempo hari misalnya, semakin memperuncing kondisi ini. Seolah lupa jejak-jejak perjuangan sesepuh yang belum semuanya terbaca oleh mereka, dengan gagap tiba-tiba menyerang dengan kepercayaan diri yang berlebihan. Sebagian kalangan bahkan menganggap mereka seperti pemuda yang bangun kesiangan sehingga langkah yang diambil terkesan sempoyongan. Tentu ini sangat terlihat semakin membuktikan bahwa hembusan perpecahan yang dihembuskan sang "pemecah" nyata adanya. Mereka yang berusaha memecah belah Muhammadiyah selalu bergerak, senyap tapi mematikan.

Entah bagaimana lagi cara merajut persatuan bangsa, jika kedua organisasi besar tersebut terus terlena dalam perpecahan, bukan perpecahan antar organisasi yang sudah menjadi bahasan usang dan tidak lagi layak digoreng di media, namun perpecahan di dalam tubuh masing-masing.
Tentu kita berharap bahwa perpecahan ini hanya sebatas opini semu yang realita nya di masyarakat sama sekali tidak ada, namun demikian kita juga tidak boleh diam begitu saja tanpa ada langkah-langkah antisipasi untuk mempersempit pergerakan musuh yang terus saja menghembuskan api permecahan di kalangan umat Islam.

Tulisan ini hanyalah opini yang disadur dari sumber berita media, bisa saja tidak 100% benar sesuai dengan kondisi nyata, namun bisa juga benar adanya.[*]

Penulis adalah pegiat media dan blogger, Muhammad Agus Ismail

Semahal Inikah Harga Surga ?

08.48 Add Comment
Semahal Inikah Harga Surga ?
Engkau lihat kami tidak lagi dianggap manusia,,
Dan Engkau diam saja..

Kami ikuti setiap titah-Mu sejengkal demi sejengkal
Bahkan kami rela meregang perih demi Engkau

Dan kami ditangkapi
dan kami di siksa
tangan kami dipatahkan
kaki kami di injak-injak
tulang rusuk kami dipukul dengan besi
telapak tangan kami di tusuk besi panas

Keluarga kami ditelantarkan
anak-anak kami di abaikan, disiksa jiwanya

Dan Engkau hanya diam...

Bahkan mereka bisa menikmati kehidupan tanpa ada kesusahan
mereka bisa menikmati rizqimu dengan leluasa..

diatas perihnya sayatan luka di mata kami...

Oh Tuhanku,
kami terus tapaki titahmu..
sejengkal demi sejengkal,
namun Engkau hanya diam...

Semahal inikah harga Surga-Mu ???

Pejuang yang Terlupakan

13.29 Add Comment
Pejuang yang Terlupakan
Pejuang yang terlupakan, inilah kiranya julukan yang tepat untuk para mujahid pejuang muslim yang berkorban dengan darah dan nyawa untuk merebut kemerdekaan Indonesia dari tangan penjajah Belanda dan kawan-kawannya.
Sejarah telah membuktikan dengan gamblang bahwa umat Islam berani mengambil langkah penuh resiko dengan resolusi jihad demi untuk meraih kemerdekaan. Salah satu pemicu keberanian ini adalah karena gerombolan penjajah adalah gerombolan oran-orang kafir dan salah satu substansi terbesar dari jihad adalah memerani orang-orang kafir yan telah mendolimi umat Islam ratusan tahun di bumi Indonesia.
Sejarah telah membuktikan, saksi telah menyampaikan kisah sebenarnya, namun rupanya dan sepertinya memang semua sudah disengaja agar kisah heroik perjuangan umat Islam tidak diketahui oleh rakyat Indonesia yang lahir di zaman-zaman sekarang dan berharap sejarah tersebut tidak lagi ada yang tahu agar mereka bisa dengan leluasa mengendalikan Indonesia bak tanah mereka sendiri.
Mereka telah lupa bahwa tanpa nyawa umat Islam Indonesia ini belum tentu ada, Belanda belum tentu bisa hengkang dari bumi pertiwi. Mereka telah dengan sengaja mengalihkan opini publik agar seolah-olah pejuang kemerdekaan adalah orang-oran nasionalis dan tidak ada pangilan jihad untuk maju ke medan perang. Hanya keinginan untuk merdeka saja yang menyebabkan mereka berani maju perang walaupun menggunakan senjata seadanya, tanpa ada dorongan jihad atas nama agama. Inilah yang mereka terus bisikkan kepada rakyat Indonesia zaman sekarang. Hasilnya, sekarang banyak yang benci dengan istilah jihad, padahal jihad adalah ibadah tertinggi dalam Islam. Sekarang pada risih dengan ulama bahkan dengan tanpa sungkan-sungkan berani di depan publik menjelek-jelekkan ulama.
Yang berani menantang hukum agama malah disanjun-sanjung, yang tulus taat tulen terhadap aturan agama dianggap radikal dan kolot. Perjuangan umat Islam terlupakan, pengorbanan umat Islam diabaikan, pergerakannya sekarang bahkan di persulit, entah apa yang mereka inginkan.....

Aparat Sekarang, MasyaAllah

20.19 Add Comment
Aparat Sekarang, MasyaAllah
Lafadz Laailaahaillallah pada bendera merah putih menggerakkan aparat beberapa waktu lalu untuk langsung menciduk pelaku pembawa bendera tersebut, tanpa ada proses panjang. Begitu cekatan mereka bergerak, seolah-olah mereka lupa bahwa tulisan pada bendera tersebut bobotnya lebih berat dari beratnya Bumi ini. Seolah-olah mereka lupa bahwa sebagian mereka juga mengumandangkan lafadz tersebut setiap hari. Seolah-olah mereka lupa bahwa kalimat yang tertulis pada bendera tersebut adalah salah satu supporter semangat pejuang Indonesia dalam merebut kemerdekaan dahulu, sejarah telah membuktikan.
Entah apa yang menyebabkan hal tersebut terjadi, semoga diwaktu yang akan datang para pemimpin negeri ini beserta jajaran aparatnya tidak terkesan selalu berusaha mengalihkan perhatian publik ke hal-hal sepele yang dibesar-besarkan ketika sedang menghadapi masalah besar yang menyedot perhatian seluruh rakyat Indonesia.
Dan untungnya pembawa bendera tersebut sekarang sudah dibebaskan, tentu akan memicu masalah lagi jika tidak segera dibebaskan. Sungguh kiranya kita semua tidak boleh lupa bahwa ada yang menguasai semuanya diatas segala kekuasaan agar tidak ada yang sok berkuasa sehingga berlaku sewenang-wenang terhadap sesama saudara bahkan sebangsa dan setanah air.

Masa Depan Indonesia

08.18 Add Comment
Masa Depan Indonesia
Kemana arah masa depan Indonesia? Jika arahnya menuju masa depan gemilang mengapa dibangung dengan mengesampingkan rakyat yang menginginkan keadilan dan menjunjung-junjung rakyat level atas yang haus kekuasaan dan tidak memperdulikan keadilan? Jika arahnya menuju masa depan bangsa yang bermartabat, mengapa nilai-nilai patriotisme tidak di tauladankan oleh pemimpin-pemimpin negara dan jajaran pemerintahannya? Jika arahnya menuju masa depan Indonesia berkemajuan, mengapa rakyat yang memiliki skill dan kreatifitas tinggi tidak di angkat dan di support kreatifitasnya oleh negara?
Mengapa semua mengarah ke jalur yang rasanya kok tidak sejalur dengan cita-cita luhur pendiri bangsa ini. Apakah negara ini sedang dibajak? atau memang jalurnya sudah sesuai namun tidak bisa difahami dengan akal manusia? atau bagaimana sih sebenarnya?
Jika ini adalah tentang bangsa yang besar dengan segala kewibawaannya, mengapa kebijakannya hanya mengekor kepada bangsa lain? Jika semua orang membicarakan tentang Indonesia yang merdeka, mengapa hanya sebagian kecil saja yang setuju dengan perjuangan kemerdakan era sekarang? Jika sebagian besar rakyat Indonesia mengatakan bahwa ini negara merdeka, mengapa begitu mudahnya kebijakan dibatalkan karena ketidak setujuan bangsa lain, bahkan penguasa tega membunuh rakyatnya sendiri yang tidak sejalan hanya demi kepentingan bangsa lain? Merdeka maam apa ini??
Maka, jika masa depan Indonesia adalah masa depan gemilang, seharusnya mulai sekarang segera mempersiapkan diri sebagaimana seharusnya bangsa yang gemilang mempersiapkan diri. Jika masa depan Indonesia adalah bangsa yang bermartabat, seharusnya negara ini segera dikuasai oleh orang-orang yang berwibawa dan memiliki jiwa patriotisme yang tinggi.
Jika masa depan indonesia yang diinginkan adalah bangsa yang merdeka, seharusnya mulai sekarang segera menolak segala bentuk penjajahan dengan segala wajah biasnya, wallohua'lam.

The Power of Islam

06.21 Add Comment
The Power of Islam
The power of Islam pada hakekatnya tidak bisa dikalahkan, sebagaimana Allah telah menetapkan hal ini di dalam Al-Quran. Kekalahan umat Islam akhir-akhir ini bukan karena lemahnya Islam sebagai agama yang sempurna, namun karena kelemahan umatnya, tidak adanya persatuan diantara barisan umat Islam, serangan umat lain yang menyudutkan Islam dalam segala lini, lemahnya jiwa perjuangan dan ketakutan sebagian besar umat Islam akan kekalahan sehingga menyebabkan musuh-musuh Islam semakin berani dan hilang rasa takutnya.
Persatuan, adalah masalah serius di dalam kebangkitan umat dan musuh-musuh Islam tahu betul akan hal ini sehingga dengan berbagai ara mereka berjuang terus menerus untuk menghembuskan perpeahan dengan berbagai trik mulai dari yang halus sampai yang keras dan kasar. Tabiat mereka tidak memiliki kepedulian terhadap hukum-hukum, baik itu hukum agama maupun hukum positif lainnya. Bagi mereka, jika hukum tidak sejalan dengan sikap mereka maka hukumlah yang akan mereka rubah, bukan sikap mereka yang harus dirubah.
Atas dasar inilah seharusnya kita memahami dengan sikap tegas, melawan setiap bisikan-bisikan yang menimbulkan perpecahan diantara umat Islam sendiri. Perbedaan kecil yang ada harus kita anggap sebagai hal yang biasa dan saling memaklumi satu sama lain asalkan masih tetap di dalam aqidah yang sama.
Kasus tentang beberapa oknum umat Islam yang justru memperuncing perpecahan biasanya terjadi akibat ilmu dan wawasan yang sangat minim tentang Islam namun kurang difahami, ada juga yang disebabkan karena memang mereka termasuk didalam barisan orang-orang munafik yang sulit dideteksi sehingga sebagaimana kaum munafikiin di zaman Rosululloh, mereka selalu merusak kekuatan umat Islam dari dalam semuanya demi kepentingan dunia semata. Kita harus benar-benar jeli akan hal ini.
Terlepas dari itu semua, jika kita bisa bersama-sama kembali kepada kitah awal agama Islam ini, kembali kepada Al-quran dan sunna berdasarkan pemahaman para sahabat Rosululloh maka inshaAllah umat Islam bisa kembali merasakan dan menikmati kekuatan yang luar biasa yang muncul dibawah bendera Islam, Wallohua'lam.

Hancurkan Petani

04.04 Add Comment
Hancurkan Petani
Kondisi Petani di Indonesia, rasanya semua sudah memiliki prediksi masing-masing yang hampir sama. Miskin, terbelakang, kotor, jauh dari teknologi, inilah gambaran petani di negeri yang tanahnya sangat subur ini. Entah nyata atau tidak, rasanya pertanian di Indonesia sepertinya sengaja dilumpuhkan dengna berbagai alasan. Petani yang seharusnya menjadi penguasa ketahanan pangan yang bisa dibayangkan bagaimana sebuah negara tanpa hasil pertanian yang menukupi, namun kenyataannya selalu dimarginalkan bahkan penghidupannya terkesan dipersulit. Harga pupuk tinggi, demikina juga obat obatan pertanian, sudah bisa menjadi bukti akan hal ini.
Penguasa, entah dalam wujud apa, seperti sengaja menghancurkan pertanian negeri sendiri, yang ujung-ujungnya bisa kita tebak, impor!